Sejarah kawasan Lembang bermula dari zaman dahulu ketika suku-suku asli dan pemukiman awal mendiami kawasan tersebut. Berdasarkan bukti sejarah, Kabupaten Bandung yang meliputi Lembang merupakan kawasan pemukiman padat penduduk yang menandakan awal kehadiran peradaban manusia di wilayah tersebut.

Suku Sasak, yang terkenal dengan pemukiman tradisionalnya di Lombok Timur, memainkan peran penting dalam sejarah awal wilayah tersebut, dengan gerbang barat (babaang lembang-lembang) yang berfungsi sebagai landmark menonjol yang membatasi jalan utama. Sebagai salah satu tahap awal perkembangan Kabupaten Bandung, sejarah awal Lembang mencerminkan kekayaan warisan budaya dan akar adat daerah tersebut.

Dengan masuknya pengaruh kolonial, kawasan Lembang mengalami perkembangan dan transformasi yang signifikan. Khususnya, pada masa kolonial Belanda, beberapa bangunan penting dibangun di Lembang, yang menjadi saksi bisu perkembangan peradaban dan sejarah masyarakat setempat. Transformasi kota ini selanjutnya dipengaruhi oleh upaya modernisasi secara keseluruhan yang terjadi di Indonesia, dengan Lembang mengalami urbanisasi dan perubahan budaya yang didorong oleh inisiatif modernisasi. Periode ini menandai pergeseran menuju masyarakat yang lebih saling terhubung dan modern, membentuk lanskap dan identitas kawasan Lembang menjelang abad ke-20.

Di era modern, Lembang terus berkembang, merangkul urbanisasi dan upaya modernisasi lebih lanjut. Sejarah kota ini terkait dengan sejarah Bandung yang lebih luas, mencerminkan perjalanan pertumbuhan dan perkembangan selama bertahun-tahun. Sebagai bagian dari proses urbanisasi, Lembang telah mengalami perubahan infrastruktur, sistem transportasi, dan lanskap budaya, yang mencerminkan tren global dalam pembangunan perkotaan. Sejarah kawasan Lembang merupakan bukti ketahanan dan kemampuan beradaptasi masyarakatnya, yang telah melewati berbagai zaman sejarah untuk membentuk kota yang dinamis dan dinamis seperti saat ini.